Visitor Map

Kamis, 03 Januari 2013

DAFTAR BID’AH YANG DILAKUKAN WAHABI

Disusun oleh Kiyai Saidah

Bila selama ini sekte Wahabi Salafy (lihat juga daftar organisasi di Indonesia yang berfaham Wahabi Salafy disini) tidak mengakui adanya bid’ah hasanah yang dilakukan oleh faham Sunni/NU dan selalu menyebarkan fitnah kepada kelompok yang bukan golongannya, dengan selalu mengkafirkan, membid’ahkan, menghalalkan darahnya dengan dibunuh, TBC. Maka, situs ini sengaja dibuat dikhususkan untuk mengungkap fakta-fakta bid’ah yang jelas-jelas dilakukan oleh sekte Wahabi.

Pengertian bid’ah Menurut Wahabi adalah apapun yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi adalah bid’ah, Segala bentuk bid'ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat, ini dalil-dalil yang sering diungkapkan sekte Wahabi; Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
"Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].
Dan dalam riwayat lain disebutkan :
"Artinya : Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak didasari oleh urusan kami maka amalannya tertolak".
Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yang diada-adakan dalam Ad-Dien (Islam) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan tertolak. Sumber:
www.belajarsalafi.blogspot.com.

(Tanggapan admin: Pernyataan Wahabi inilah yang akan kita pegang erat-erat, apakah benar-benar Wahabi Salafi konsisten atau munafik), pembaca akan menemukan fakta-faktanya di blog ini, silahkan sebar luaskan... gratis... untuk melawan Wahabi agen zionis dan barat, wa bil khusus Inggris, Amerika dengan Israilnya, faktanya klik disini.

Tapi faktanya, inilah daftar bid’ah yang dilakukan sekte Wahabi Salafy, karena hal-hal berikut tidak pernah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW, bagaimanapun Wahabi tidak akan pernah bisa menyangkalnya. Ini bukti fitnah sekte Wahabi;
1.       Aqidah Wahabi menetapkan Allah SWT. seperti manusia; punya tangan, mata, telinga, jari, duduk diatas kursi/tahta, dll. (bid’ah inilah yang paling fatal dilakukan oleh Wahabi. Alasan inilah kenapa kita harus benar-benar menolaknya). Faktanya klik disini.
2.       Penggunaan kalender Hijriyah. Faktanya klik disini.
3.       Mengharamkan Maulid Nabi namun menghalalkan maulid Saudi Wahabi dan maulid organisasi. Faktanya klik disini.
4.       Penggunaan/pembukuan mushaf Al-Qur’an. Faktanya klik disini.
5.       Pembukuan Hadist. Faktanya klik disini.
6.       Pelaksanaan shalat Tarawih berjamaah. Faktanya klik disini.
7.       Penetapan awal Ramadhan dan Syawal menggunakan hisab. Faktanya klik disini.
8.       Bid’ah yang lainnya silahkan tunggu hingga penulis memiliki kesempatan untuk segera menampilkannya.

Rabu, 02 Januari 2013

Tradisi Sang Maha Raja Wahabi


Oleh Kiyai Saidah

Sumber: http://abusalafy.wordpress.com 
Photo atau gambar tidak bisa berkata-kata secara langsung kepada kita, tetapi ia mewakili beragam makna dan keterangan tersirat dan tersurat. Apa pendapat antum tentang dinasti ibnu saud dan hubungannya dengan kerajaan inggris ?
George Bush, Presiden Cina Hu Jintao, dan Raja Salafy Wahhabi Lagi Asyik Ber-Toast-ria.
.
     
Tuan Bush dan Abdullah bin Abdul Aziz bergandengan tangan. Raja Abdullah dan Obama dan di Belakang Lukisan Mendiang Raja-Raja Saudi Yang Telah Al Marhum, Bagaimana dengan Fatwa ulama Wahhabi-Salafy yang mengharamkan lukisan dan foto?
      
 Raja Saudi dan syaich besar Wahabi sedang memanjatkan do'a dan ziarah ke kubur Nabi Muhammad SAW

Inilah diantara komplek kuburan raja-raja Saudi dan ulama-ulama Wahabi yang senantiasa diziarahi oleh umat wahabi...

Para pembesar dan ulama kerajaan Saudi sedang berziarah dan berdo'a minta berkah di kuburan Raja Fahd (Raja Saudi Arabia). Ini baru sunnah Wahabi sejati.....!


 Raja Fahd Mengenakan Kalung Salib

Selasa, 01 Januari 2013

Bid'ah Menurut Wahabi Dan Tanggapan Langsung Dari Sunni


Oleh Kiyai Saidah


Bukti Silat Lidah Fitnah Wahabi...
Catatan sebelum membaca artikel ini;
1.   Kali ini penulis akan menyampaikan sebuah artikel “PENGERTIAN BID’AH” dari situs-situs Wahabi, salah satunya adalah; www.belajarsalafi.blogspot.com.
2.   Artikel yang dimaksud akan ditampilkan apa adanya tanpa diedit, hanya akan dicetak warna biru pada paragraf yang akan dikomentari. Sedangkan komentar dari penulis akan dicetak warna merah. Walaupun agak rumit karena setiap kejanggalan akan langsung ditanggapi secara sederhana, hal ini untuk membantu logika warga awam sunni untuk menangkal fitnah Wahabi. Namun penjelasan ilmiyahnya ada pada link-nya masing-masing.
3.   Penulis bertujuan untuk membuktikan bahwa sekte Wahabi benar-benar menggunakan, emosi, hawa nafsu, dan syahwatnya dalam memperlakukan agama Islam, sehingga penulis menganggap cukup dengan hanya menanggapi secara logika awam Wahabi. Mana yang sekiranya menguntungkan bagi diri dan kelompoknya akan dibela mati-matian walaupun harus membuang Al-Qur’an (baca; menjungkir balikkan logika Islam persis seperti yang dilakukan Yahudi-Karena faktanya a. Silsilah Abdul Wahab pendiri sekte Wahabi adalah Yahudi. b. Dalam membangun madzhab dan kerajaan Saudi atas persekongkolan dengan Inggris Raya/Yahudi barat dengan imbalan negeri palestina diserahkan kepada Yahudi). Dan mana yang sekiranya tidak menguntungkan akan diperjuangkan walaupun harus merombak Al-Qur’an.
4.   Ingat...! tulisan cetak hitam merupan artikel otentik Wahabi.
5.   Cetak biru merupakan kalimat otentik (Wahabi) yang akan dikomentari.
6.   Cetak merah komentar dari penulis (Sunni).
7.   Untuk membongkar semua bid’ah yang dilakukan Wahabi, baca semua link yang ada pada artikel ini. Pada akhir artikel ini akan ditampilkan artikel aslinya tanpa diedit;

Baca dengan hati terbuka, tenang, teliti dan jangan emosi, semoga hidayah Allah bagi yang tersest...

Bismillahirrahmanirrahim.
PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUKUMNYA 

PENGERTIAN BID'AH

Oleh: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan


Bid'ah menurut bahasa, diambil dari bida' yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh. Sebelumnya Allah berfirman.

Badiiu' as-samaawaati wal ardli
"Artinya: Allah pencipta langit dan bumi" [Al-Baqarah : 117]

Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.

Juga firman Allah.

Qul maa kuntu bid'an min ar-rusuli
"Artinya : Katakanlah : 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul". [Al-Ahqaf : 9].

Maksudnya adalah : Aku bukanlah orang yang pertama kali datang dengan risalah ini dari Allah Ta'ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.

Dan dikatakan juga : "Fulan mengada-adakan bid'ah", maksudnya : memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.

Dan perbuatan bid'ah itu ada dua bagian :

[1] Perbuatan bid'ah dalam adat istiadat (kebiasaan); seperti adanya penemuan-penemuan baru di bidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan); karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah (1).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1) Nah.. yang dilakukan oleh warga SUNNY/NU Indonesia selama ini kamu (Wahabi) pikir apa? Dikira tradisi tahlilan, ziarah kubur, maulid Nabi itu ibadah? Perlu diketahui oleh Wahabi, bahwa tidak ada satupun warga SUNNY melakukan tradisi itu terbesit keyakinan di benaknya bahwa tahlilan, perayaan maulid Nabi, dll, merupakan masalah agama. 1. Itu adalah adat istiadat/tradisi (Artinya; dilakukan boleh, dan tidak dilakukanpun boleh). 2. Orang SUNNY/NU menganggap bahwa tradisi itu dapat digunakan sebagai metode dakwah sangat ampuh yang telah dibuktikan para wali songo meng-Islamkan nusantara. 3. Bandingkan dengan metode dakwah Wahabi yang menggunakan metode teror faham dengan mengkafir-kafirkan dan menebarkan kebencian kepada orang lain dan teror fisik dengan ngebom-ngebom orang lain dengan alasan jihad dan merusak sebagaimana yang dilakukan oleh lasykar-lasykar dan front-front Islam Wahabi. Gimana tuh hukumnya membunuh dan bunuh diri. Tidak ada fakta satupun ummat sunni yang melakukan bunuh diri. Bila doktrin mengkafirkan atau bahkan doktrin gelap untuk membunuh orang lain karena bukan golongannya dilakukan oleh Wahabi apakah tidak sama dengan merombak ajaran suci Al-Qur’an;

بسم الله الرحمن الرحيم
Perbuatan meledakkan diri dan membunuh kaum muslimin merupakan dosa besar yang diharamkan oleh Islam dikarenakan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan keharaman perbuatan keji ini disertai dengan dalil-dalilnya dari Al Qur`an dan As Sunnah.

1. Haram hukumnya bunuh diri, baik itu membunuh diri sendiri ataupun juga menyebabkan terbunuhnya kaum muslimin yang lain dengan sebab perbuatannya itu.

a. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. Sesungguhnya Allah sangat menyayangi kalian.” [QS An Nisa`: 29]

b. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

“Janganlah kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan (oleh syariat).” [QS Al An’am: 151]

Di antara hal-hal yang menghalalkan darah seorang muslim untuk ditumpahkan adalah: hukum rajam bagi yang orang berzina setelah dia menikah, hukum qishash (balas bunuh) terhadap seorang pembunuh, hukum bunuh bagi orang yang murtad dari Islam, dll.

c. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka Jahannam (dan dia) kekal di dalamnya, Allah akan marah kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan untuknya siksaan yang dahsyat.” [QS An Nisa`: 93]

2. Jangankan membunuh kaum muslimin, membunuh orang kafir mu’ahad (yang sedang dalam ikatan perjanjian damai dengan kaum muslimin), kafir dzimmi (yang berada di dalam kekuasaan kaum muslimin), dan musta`man (yang meminta perlindungan kepada kaum muslimin) saja diharamkan di dalam Islam meskipun mereka masih berstatus kafir.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad
صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad maka dia tidak bisa mencium aroma surga, padahal aromanya tercium dari jarak empat puluh tahun perjalanan.” [HR Al Bukhari (3166)].

Artikel lanjutan Wahabi:
[2] Perbuatan bid'ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)". Dan di dalam riwayat lain disebutkan : "Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak".


MACAM-MACAM BID'AH

Bid'ah Dalam Ad-Dien (Islam) Ada Dua Macam :

[1] Bid'ah qauliyah 'itiqadiyah : Bid'ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (Lalu bagaimana aqidah Wahabi yang meyakini Allah duduk di singgasana, yang dikatakan/digambarkan oleh IMAM BESAR WAHABI IBNU TAIMIYAH bahwa Allah bersemayam di arsy itu sebagaimana aku duduk di atas mimbar ini/masjid; banyak artikikel otentik yang menjelaskan aqidah gelap wahabi yang jelas-jelas menyerupakan pencipta kepada makhluq, lebih jelasnya klik disini)


[2] Bid'ah fil ibadah : Bid'ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari'atkan oleh Allah : dan bid'ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :


[a]. Bid'ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syari'at Allah Ta'ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak disyari'atkan (1), shiyam yang tidak disyari'atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun kelahiran (2) dan lain sebagainya.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)    (Lalu bagaimana dengan jamaah tarawih yang dilakukan terus menerus oleh Wahabi, jelas-jelas ini tidak pernah dilakukan Nabi, lebih jelasnya klik disini).
(2)    (Lalu bagaimana dengan perayaan milad partai dan organisasi Wahabi; a. Muhammadiyah, PERSIS, Al-Irsyad, dll.) (Buktinya klik disini)


[b]. Bid'ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(Wahabi mungkin tidak menambah rakaat, tapi Wahabi memberat-beratkan hal yang sunnah seperti berjamaah shalat tarawih dengan membaca Al-Qur’an berjuz-juz yang ini jelas-jelas tidak pernah dilakukan Nabi plus menggunakan pengeras suara. Lebih lengkapnya klik disini).


[c]. Bid'ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah yang sifatnya tidak disyari'atkan seperti membaca dzikir-dzikir (1) yang disyariatkan dengan cara berjama'ah dan suara yang keras (2). Juga seperti membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (1)    Bagaimana metode penyembuhan rukyat yang dilakukan Wahabi. Lebih jelasnya klik disini.
 (2)    Bagaimana dengan di masjidil haram yang menggunakan speaker ketika jamaah dan ada suara tambahan dari imam, mana haditsnya?. Lebih jelasnya klik disini.

[d]. Bid'ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari'atkan, tapi tidak dikhususkan oleh syari'at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya'ban (tanggal 15 bulan Sya'ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu di syari'atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
Lebih jelasnya masalah penghususan klik disini.


HUKUM BID'AH DALAM AD-DIEN

Segala bentuk bid'ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam


"Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].


Dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Barangsiapa mengadakan hal yang baru yang bukan dari kami maka perbuatannya tertolak".


Dan dalam riwayat lain disebutkan :

"Artinya : Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak didasari oleh urusan kami maka amalannya tertolak".


Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yang diada-adakan dalam Ad-Dien (Islam) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan tertolak.


Artinya bahwa bid'ah di dalam ibadah dan aqidah itu hukumnya haram.


Tetapi pengharaman tersebut tergantung pada bentuk bid'ahnya, ada diantaranya yang menyebabkan kafir (kekufuran), seperti thawaf mengelilingi kuburan untuk mendekatkan diri kepada ahli kubur, mempersembahkan sembelihan dan nadzar-nadzar kepada kuburan-kuburan itu, berdo'a kepada ahli kubur dan minta pertolongan kepada mereka, dan seterusnya. Begitu juga bid'ah seperti bid'ahnya perkataan-perkataan orang-orang yang melampui batas dari golongan Jahmiyah dan Mu'tazilah. Ada juga bid'ah yang merupakan sarana menuju kesyirikan, seperti membangun bangunan di atas kubur, shalat berdo'a disisinya. Ada juga bid'ah yang merupakan fasiq secara aqidah sebagaimana halnya bid'ah Khawarij, Qadariyah dan Murji'ah dalam perkataan-perkataan mereka dan keyakinan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan ada juga bid'ah yang merupakan maksiat seperti bid'ahnya orang yang beribadah yang keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan shiyam yang dengan berdiri di terik matahari, juga memotong tempat sperma dengan tujuan menghentikan syahwat jima' (bersetubuh).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (1) Bagaimana Saudi membangun musium untuk Kerajaan dan Madzhab Wahabi namun berani menghancurkan rumah Nabi, buktinya klik disini.

Catatan :
Orang yang membagi bid'ah menjadi bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah syayyiah (jelek) adalah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Artinya : Sesungguhnya setiap bentuk bid'ah adalah sesat".


Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menghukumi semua bentuk bid'ah itu adalah sesat ; dan orang ini (yang membagi bid'ah) mengatakan tidak setiap bid'ah itu sesat, tapi ada bid'ah yang baik !


Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan dalam kitabnya "Syarh Arba'in" mengenai sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Setiap bid'ah adalah sesat", merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan) (Tanggapan Sunni; Khusus pada point ini nyata sekali Wahabi bersilat lidah ketika mengkafirkan ahli bid'ah dan tidak mengakui bid'ah hasanah namun kenyataannya lebih parah melakukan bid’ah; diantranya shalat tarawih, menghalalkan hal yang diharamkan Allah yaitu mengkafirkan berakibat membunuh yang bukan golongannya, dll. Lebih jelasnya baca terus silat lidah wahabi pada bagian akhir artikel ini, Lebih jelasnya klik disini tidak ada sesuatupun yang keluar dari kalimat tersebut dan itu merupakan dasar dari dasar Ad-Dien, yang senada dengan sabdanya : "Artinya : Barangsiapa mengadakan hal baru yang bukan dari urusan kami, maka perbuatannya ditolak". Jadi setiap orang yang mengada-ada sesuatu kemudian menisbahkannya kepada Ad-Dien, padahal tidak ada dasarnya dalam Ad-Dien sebagai rujukannya, maka orang itu sesat, dan Islam berlepas diri darinya ; baik pada masalah-masalah aqidah, perbuatan atau perkataan-perkataan, baik lahir maupun batin.


Dan mereka itu tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid'ah itu ada yang baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu pada shalat Tarawih : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", juga mereka berkata : "Sesungguhnya telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)", yang tidak diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan penyusunannya".(1)
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)    Bagaimana dengan kalimat syech tersebut diatas; "Setiap bid'ah adalah sesat", merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan). Sekarang terbuktilah ketidak konsistenan Wahabi, INILAH SYAHWAT DAN HAWA NAFSU SEKTE WAHABI MENJUNGKIR BALIKKAN ISLAM.

Adapun jawaban terhadap mereka adalah : bahwa sesungguhnya masalah-masalah ini ada rujukannya dalam syari'at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar Radhiyallahu 'anhu : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", maksudnya adalah bid'ah menurut bahasa (1) dan bukan bid'ah menurut syariat (2). Apa saja yang ada dalilnya dalam syariat sebagai rujukannya jika dikatakan "itu bid'ah" maksudnya adalah bid'ah menurut arti bahasa bukan menurut syari'at, karena bid'ah menurut syariat itu tidak ada dasarnya dalam syariat sebagai rujukannya.
Dan pengumpulan Al-Qur'an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur'an (apakah otak Wahabi tidak bisa membedakan antara penulisan dan pembukuan?), tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya (3)
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)  Ini juga logika syahwat dan hawa nafsu, kok menciptakan bid’ah baru lagi; bid’ah bahasa untuk membenarkan keinginannya)
(2) Kalau Wahabi ingin konsisten seharusnya konsisten dari awal; MANA DALIL SYARIATNYA; HADITS DAN AYAT UNTUK MEMBENARKAN SYAHWATNYA YANG SELAMA INI DILAKUKAN? TUNJUKKAN DONG! Jangan menjungkir balikkan Islam yang katanya sudah KAFFAH; Kok bersilat lidah dengan menambah bid’ah bahasa dan bid’ah syariat. Bentuk bid’ah apalagi ini, menolak bid’ah hasanah namun menciptakan bid’ah baru. Konyol!)
(3) Tunjukkan dalil hadisnya, lhoh kok kehabisan setok, bikin dong hadisnya untuk memperkuat faham syahwatnya, Lebih jelasnya fakta-fakta Wahabi berani menghapus hadits-hadts dalam kitab hadits yang tidak mendukung syahwatnya, bukti keberanian Wahabi menghapus hadits-hadits klik disini.
Juga shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah (1) shalat secara berjama'ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan mereka satu jama'ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid'ah dalam Ad-Dien (2).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1) Yang namanya “pernah, dan beberapa malam” itu tidak dilakukan secara terus menerus, tapi kenapa Wahabi shalat tarawih melakukan terus menerus, lalu kenapa ketika sunni melakukan qunut terus menerus dikatakan bid’ah. Lebih jelasnya tuduhan Wahabi masalah terus-menerus dalam ibadah klik disini.
(2) Ini bukti Wahabi tidak menggunakan manjl fikr, tapi manhajl syahwat.


Begitu juga halnya penulisan hadits itu ada rujukannya dalam syariat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk menulis sebagian hadits-hadist (Tanggapan sunni; ini juga logika syahwat, kata sebagian itu bukan semuanya) kepada sebagian sahabat karena ada permintaan kepada beliau dan yang dikhawatirkan pada penulisan hadits masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara umum adalah ditakutkan tercampur dengan penulisan Al-Qur'an. Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah wafat, hilanglah kekhawatiran tersebut ; sebab Al-Qur'an sudah sempurna dan telah disesuaikan sebelum wafat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka setelah itu kaum muslimin mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai usaha untuk menjaga agar supaya tidak hilang (Tanggapan sunni: Wahai kanjeng raden Wahabi.... bukankah logika ini yang dimaksud bid'ah hasanah? Mau mengakui dan menerima istilah bid'ah hasanah saja muter-muter, dasar... ora mudeng blas!); semoga Allah Ta'ala memberi balasan yang baik kepada mereka semua, karena mereka telah menjaga kitab Allah dan Sunnah Nabi mereka Shallallahu 'alaihi wa sallam agar tidak kehilangan dan tidak rancu akibat ulah perbuatan orang-orang yang selalu tidak bertanggung jawab.


[Disalin dari buku Al-Wala & Al-Bara Tentang Siapa Yang harus Dicintai & Harus Dimusuhi oleh Orang Islam (Tanggapan sunni: Doktrin terakhir ini bukti bentuk teror kebencian Wahabi), oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan At-Tibyan Solo, hal 47-55, penerjemah Endang Saefuddin.]

ARTIKEL ASLINYA YANG TIDAK DIKOMENTARI klik disini