Visitor Map

Selasa, 01 Januari 2013

Bid'ah Menurut Wahabi Dan Tanggapan Langsung Dari Sunni


Oleh Kiyai Saidah


Bukti Silat Lidah Fitnah Wahabi...
Catatan sebelum membaca artikel ini;
1.   Kali ini penulis akan menyampaikan sebuah artikel “PENGERTIAN BID’AH” dari situs-situs Wahabi, salah satunya adalah; www.belajarsalafi.blogspot.com.
2.   Artikel yang dimaksud akan ditampilkan apa adanya tanpa diedit, hanya akan dicetak warna biru pada paragraf yang akan dikomentari. Sedangkan komentar dari penulis akan dicetak warna merah. Walaupun agak rumit karena setiap kejanggalan akan langsung ditanggapi secara sederhana, hal ini untuk membantu logika warga awam sunni untuk menangkal fitnah Wahabi. Namun penjelasan ilmiyahnya ada pada link-nya masing-masing.
3.   Penulis bertujuan untuk membuktikan bahwa sekte Wahabi benar-benar menggunakan, emosi, hawa nafsu, dan syahwatnya dalam memperlakukan agama Islam, sehingga penulis menganggap cukup dengan hanya menanggapi secara logika awam Wahabi. Mana yang sekiranya menguntungkan bagi diri dan kelompoknya akan dibela mati-matian walaupun harus membuang Al-Qur’an (baca; menjungkir balikkan logika Islam persis seperti yang dilakukan Yahudi-Karena faktanya a. Silsilah Abdul Wahab pendiri sekte Wahabi adalah Yahudi. b. Dalam membangun madzhab dan kerajaan Saudi atas persekongkolan dengan Inggris Raya/Yahudi barat dengan imbalan negeri palestina diserahkan kepada Yahudi). Dan mana yang sekiranya tidak menguntungkan akan diperjuangkan walaupun harus merombak Al-Qur’an.
4.   Ingat...! tulisan cetak hitam merupan artikel otentik Wahabi.
5.   Cetak biru merupakan kalimat otentik (Wahabi) yang akan dikomentari.
6.   Cetak merah komentar dari penulis (Sunni).
7.   Untuk membongkar semua bid’ah yang dilakukan Wahabi, baca semua link yang ada pada artikel ini. Pada akhir artikel ini akan ditampilkan artikel aslinya tanpa diedit;

Baca dengan hati terbuka, tenang, teliti dan jangan emosi, semoga hidayah Allah bagi yang tersest...

Bismillahirrahmanirrahim.
PENGERTIAN BID'AH MACAM-MACAM BID'AH DAN HUKUM-HUKUMNYA 

PENGERTIAN BID'AH

Oleh: Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan


Bid'ah menurut bahasa, diambil dari bida' yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh. Sebelumnya Allah berfirman.

Badiiu' as-samaawaati wal ardli
"Artinya: Allah pencipta langit dan bumi" [Al-Baqarah : 117]

Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.

Juga firman Allah.

Qul maa kuntu bid'an min ar-rusuli
"Artinya : Katakanlah : 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul". [Al-Ahqaf : 9].

Maksudnya adalah : Aku bukanlah orang yang pertama kali datang dengan risalah ini dari Allah Ta'ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.

Dan dikatakan juga : "Fulan mengada-adakan bid'ah", maksudnya : memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.

Dan perbuatan bid'ah itu ada dua bagian :

[1] Perbuatan bid'ah dalam adat istiadat (kebiasaan); seperti adanya penemuan-penemuan baru di bidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah (diperbolehkan); karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah (1).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1) Nah.. yang dilakukan oleh warga SUNNY/NU Indonesia selama ini kamu (Wahabi) pikir apa? Dikira tradisi tahlilan, ziarah kubur, maulid Nabi itu ibadah? Perlu diketahui oleh Wahabi, bahwa tidak ada satupun warga SUNNY melakukan tradisi itu terbesit keyakinan di benaknya bahwa tahlilan, perayaan maulid Nabi, dll, merupakan masalah agama. 1. Itu adalah adat istiadat/tradisi (Artinya; dilakukan boleh, dan tidak dilakukanpun boleh). 2. Orang SUNNY/NU menganggap bahwa tradisi itu dapat digunakan sebagai metode dakwah sangat ampuh yang telah dibuktikan para wali songo meng-Islamkan nusantara. 3. Bandingkan dengan metode dakwah Wahabi yang menggunakan metode teror faham dengan mengkafir-kafirkan dan menebarkan kebencian kepada orang lain dan teror fisik dengan ngebom-ngebom orang lain dengan alasan jihad dan merusak sebagaimana yang dilakukan oleh lasykar-lasykar dan front-front Islam Wahabi. Gimana tuh hukumnya membunuh dan bunuh diri. Tidak ada fakta satupun ummat sunni yang melakukan bunuh diri. Bila doktrin mengkafirkan atau bahkan doktrin gelap untuk membunuh orang lain karena bukan golongannya dilakukan oleh Wahabi apakah tidak sama dengan merombak ajaran suci Al-Qur’an;

بسم الله الرحمن الرحيم
Perbuatan meledakkan diri dan membunuh kaum muslimin merupakan dosa besar yang diharamkan oleh Islam dikarenakan besarnya kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Berikut ini akan kami sebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan keharaman perbuatan keji ini disertai dengan dalil-dalilnya dari Al Qur`an dan As Sunnah.

1. Haram hukumnya bunuh diri, baik itu membunuh diri sendiri ataupun juga menyebabkan terbunuhnya kaum muslimin yang lain dengan sebab perbuatannya itu.

a. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. Sesungguhnya Allah sangat menyayangi kalian.” [QS An Nisa`: 29]

b. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

“Janganlah kalian membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan (oleh syariat).” [QS Al An’am: 151]

Di antara hal-hal yang menghalalkan darah seorang muslim untuk ditumpahkan adalah: hukum rajam bagi yang orang berzina setelah dia menikah, hukum qishash (balas bunuh) terhadap seorang pembunuh, hukum bunuh bagi orang yang murtad dari Islam, dll.

c. Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

“Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka Jahannam (dan dia) kekal di dalamnya, Allah akan marah kepadanya, melaknatnya, dan menyediakan untuknya siksaan yang dahsyat.” [QS An Nisa`: 93]

2. Jangankan membunuh kaum muslimin, membunuh orang kafir mu’ahad (yang sedang dalam ikatan perjanjian damai dengan kaum muslimin), kafir dzimmi (yang berada di dalam kekuasaan kaum muslimin), dan musta`man (yang meminta perlindungan kepada kaum muslimin) saja diharamkan di dalam Islam meskipun mereka masih berstatus kafir.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad
صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

“Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad maka dia tidak bisa mencium aroma surga, padahal aromanya tercium dari jarak empat puluh tahun perjalanan.” [HR Al Bukhari (3166)].

Artikel lanjutan Wahabi:
[2] Perbuatan bid'ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah) ; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut, maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)". Dan di dalam riwayat lain disebutkan : "Artinya : Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan urusan kami, maka perbuatannya di tolak".


MACAM-MACAM BID'AH

Bid'ah Dalam Ad-Dien (Islam) Ada Dua Macam :

[1] Bid'ah qauliyah 'itiqadiyah : Bid'ah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah (kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (Lalu bagaimana aqidah Wahabi yang meyakini Allah duduk di singgasana, yang dikatakan/digambarkan oleh IMAM BESAR WAHABI IBNU TAIMIYAH bahwa Allah bersemayam di arsy itu sebagaimana aku duduk di atas mimbar ini/masjid; banyak artikikel otentik yang menjelaskan aqidah gelap wahabi yang jelas-jelas menyerupakan pencipta kepada makhluq, lebih jelasnya klik disini)


[2] Bid'ah fil ibadah : Bid'ah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan apa yang tidak disyari'atkan oleh Allah : dan bid'ah dalam ibadah ini ada beberapa bagian yaitu :


[a]. Bid'ah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syari'at Allah Ta'ala, seperti mengerjakan shalat yang tidak disyari'atkan (1), shiyam yang tidak disyari'atkan, atau mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun kelahiran (2) dan lain sebagainya.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)    (Lalu bagaimana dengan jamaah tarawih yang dilakukan terus menerus oleh Wahabi, jelas-jelas ini tidak pernah dilakukan Nabi, lebih jelasnya klik disini).
(2)    (Lalu bagaimana dengan perayaan milad partai dan organisasi Wahabi; a. Muhammadiyah, PERSIS, Al-Irsyad, dll.) (Buktinya klik disini)


[b]. Bid'ah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan, seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(Wahabi mungkin tidak menambah rakaat, tapi Wahabi memberat-beratkan hal yang sunnah seperti berjamaah shalat tarawih dengan membaca Al-Qur’an berjuz-juz yang ini jelas-jelas tidak pernah dilakukan Nabi plus menggunakan pengeras suara. Lebih lengkapnya klik disini).


[c]. Bid'ah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah yang sifatnya tidak disyari'atkan seperti membaca dzikir-dzikir (1) yang disyariatkan dengan cara berjama'ah dan suara yang keras (2). Juga seperti membebani diri (memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (1)    Bagaimana metode penyembuhan rukyat yang dilakukan Wahabi. Lebih jelasnya klik disini.
 (2)    Bagaimana dengan di masjidil haram yang menggunakan speaker ketika jamaah dan ada suara tambahan dari imam, mana haditsnya?. Lebih jelasnya klik disini.

[d]. Bid'ah yang bentuknya menghususkan suatu ibadah yang disari'atkan, tapi tidak dikhususkan oleh syari'at yang ada. Seperti menghususkan hari dan malam nisfu Sya'ban (tanggal 15 bulan Sya'ban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu di syari'atkan, akan tetapi pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
Lebih jelasnya masalah penghususan klik disini.


HUKUM BID'AH DALAM AD-DIEN

Segala bentuk bid'ah dalam Ad-Dien hukumnya adalah haram dan sesat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam


"Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat". [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].


Dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

"Artinya : Barangsiapa mengadakan hal yang baru yang bukan dari kami maka perbuatannya tertolak".


Dan dalam riwayat lain disebutkan :

"Artinya : Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak didasari oleh urusan kami maka amalannya tertolak".


Maka hadits tersebut menunjukkan bahwa segala yang diada-adakan dalam Ad-Dien (Islam) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan tertolak.


Artinya bahwa bid'ah di dalam ibadah dan aqidah itu hukumnya haram.


Tetapi pengharaman tersebut tergantung pada bentuk bid'ahnya, ada diantaranya yang menyebabkan kafir (kekufuran), seperti thawaf mengelilingi kuburan untuk mendekatkan diri kepada ahli kubur, mempersembahkan sembelihan dan nadzar-nadzar kepada kuburan-kuburan itu, berdo'a kepada ahli kubur dan minta pertolongan kepada mereka, dan seterusnya. Begitu juga bid'ah seperti bid'ahnya perkataan-perkataan orang-orang yang melampui batas dari golongan Jahmiyah dan Mu'tazilah. Ada juga bid'ah yang merupakan sarana menuju kesyirikan, seperti membangun bangunan di atas kubur, shalat berdo'a disisinya. Ada juga bid'ah yang merupakan fasiq secara aqidah sebagaimana halnya bid'ah Khawarij, Qadariyah dan Murji'ah dalam perkataan-perkataan mereka dan keyakinan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan ada juga bid'ah yang merupakan maksiat seperti bid'ahnya orang yang beribadah yang keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan shiyam yang dengan berdiri di terik matahari, juga memotong tempat sperma dengan tujuan menghentikan syahwat jima' (bersetubuh).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
 (1) Bagaimana Saudi membangun musium untuk Kerajaan dan Madzhab Wahabi namun berani menghancurkan rumah Nabi, buktinya klik disini.

Catatan :
Orang yang membagi bid'ah menjadi bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah syayyiah (jelek) adalah salah dan menyelesihi sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Artinya : Sesungguhnya setiap bentuk bid'ah adalah sesat".


Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menghukumi semua bentuk bid'ah itu adalah sesat ; dan orang ini (yang membagi bid'ah) mengatakan tidak setiap bid'ah itu sesat, tapi ada bid'ah yang baik !


Al-Hafidz Ibnu Rajab mengatakan dalam kitabnya "Syarh Arba'in" mengenai sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Setiap bid'ah adalah sesat", merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan) (Tanggapan Sunni; Khusus pada point ini nyata sekali Wahabi bersilat lidah ketika mengkafirkan ahli bid'ah dan tidak mengakui bid'ah hasanah namun kenyataannya lebih parah melakukan bid’ah; diantranya shalat tarawih, menghalalkan hal yang diharamkan Allah yaitu mengkafirkan berakibat membunuh yang bukan golongannya, dll. Lebih jelasnya baca terus silat lidah wahabi pada bagian akhir artikel ini, Lebih jelasnya klik disini tidak ada sesuatupun yang keluar dari kalimat tersebut dan itu merupakan dasar dari dasar Ad-Dien, yang senada dengan sabdanya : "Artinya : Barangsiapa mengadakan hal baru yang bukan dari urusan kami, maka perbuatannya ditolak". Jadi setiap orang yang mengada-ada sesuatu kemudian menisbahkannya kepada Ad-Dien, padahal tidak ada dasarnya dalam Ad-Dien sebagai rujukannya, maka orang itu sesat, dan Islam berlepas diri darinya ; baik pada masalah-masalah aqidah, perbuatan atau perkataan-perkataan, baik lahir maupun batin.


Dan mereka itu tidak mempunyai dalil atas apa yang mereka katakan bahwa bid'ah itu ada yang baik, kecuali perkataan sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu pada shalat Tarawih : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", juga mereka berkata : "Sesungguhnya telah ada hal-hal baru (pada Islam ini)", yang tidak diingkari oleh ulama salaf, seperti mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu kitab, juga penulisan hadits dan penyusunannya".(1)
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)    Bagaimana dengan kalimat syech tersebut diatas; "Setiap bid'ah adalah sesat", merupakan (perkataan yang mencakup keseluruhan). Sekarang terbuktilah ketidak konsistenan Wahabi, INILAH SYAHWAT DAN HAWA NAFSU SEKTE WAHABI MENJUNGKIR BALIKKAN ISLAM.

Adapun jawaban terhadap mereka adalah : bahwa sesungguhnya masalah-masalah ini ada rujukannya dalam syari'at, jadi bukan diada-adakan. Dan ucapan Umar Radhiyallahu 'anhu : "Sebaik-baik bid'ah adalah ini", maksudnya adalah bid'ah menurut bahasa (1) dan bukan bid'ah menurut syariat (2). Apa saja yang ada dalilnya dalam syariat sebagai rujukannya jika dikatakan "itu bid'ah" maksudnya adalah bid'ah menurut arti bahasa bukan menurut syari'at, karena bid'ah menurut syariat itu tidak ada dasarnya dalam syariat sebagai rujukannya.
Dan pengumpulan Al-Qur'an dalam satu kitab, ada rujukannya dalam syariat karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan penulisan Al-Qur'an (apakah otak Wahabi tidak bisa membedakan antara penulisan dan pembukuan?), tapi penulisannya masih terpisah-pisah, maka dikumpulkan oleh para sahabat Radhiyallahu anhum pada satu mushaf (menjadi satu mushaf) untuk menjaga keutuhannya (3)
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1)  Ini juga logika syahwat dan hawa nafsu, kok menciptakan bid’ah baru lagi; bid’ah bahasa untuk membenarkan keinginannya)
(2) Kalau Wahabi ingin konsisten seharusnya konsisten dari awal; MANA DALIL SYARIATNYA; HADITS DAN AYAT UNTUK MEMBENARKAN SYAHWATNYA YANG SELAMA INI DILAKUKAN? TUNJUKKAN DONG! Jangan menjungkir balikkan Islam yang katanya sudah KAFFAH; Kok bersilat lidah dengan menambah bid’ah bahasa dan bid’ah syariat. Bentuk bid’ah apalagi ini, menolak bid’ah hasanah namun menciptakan bid’ah baru. Konyol!)
(3) Tunjukkan dalil hadisnya, lhoh kok kehabisan setok, bikin dong hadisnya untuk memperkuat faham syahwatnya, Lebih jelasnya fakta-fakta Wahabi berani menghapus hadits-hadts dalam kitab hadits yang tidak mendukung syahwatnya, bukti keberanian Wahabi menghapus hadits-hadits klik disini.
Juga shalat Tarawih, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah (1) shalat secara berjama'ah bersama para sahabat beberapa malam, lalu pada akhirnya tidak bersama mereka (sahabat) khawatir kalau dijadikan sebagai satu kewajiban dan para sahabat terus sahalat Tarawih secara berkelompok-kelompok di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam masih hidup juga setelah wafat beliau sampai sahabat Umar Radhiyallahu 'anhu menjadikan mereka satu jama'ah di belakang satu imam. Sebagaimana mereka dahulu di belakang (shalat) seorang dan hal ini bukan merupakan bid'ah dalam Ad-Dien (2).
TANGGAPAN WARGA SUNNY/NU:
(1) Yang namanya “pernah, dan beberapa malam” itu tidak dilakukan secara terus menerus, tapi kenapa Wahabi shalat tarawih melakukan terus menerus, lalu kenapa ketika sunni melakukan qunut terus menerus dikatakan bid’ah. Lebih jelasnya tuduhan Wahabi masalah terus-menerus dalam ibadah klik disini.
(2) Ini bukti Wahabi tidak menggunakan manjl fikr, tapi manhajl syahwat.


Begitu juga halnya penulisan hadits itu ada rujukannya dalam syariat. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memerintahkan untuk menulis sebagian hadits-hadist (Tanggapan sunni; ini juga logika syahwat, kata sebagian itu bukan semuanya) kepada sebagian sahabat karena ada permintaan kepada beliau dan yang dikhawatirkan pada penulisan hadits masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara umum adalah ditakutkan tercampur dengan penulisan Al-Qur'an. Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah wafat, hilanglah kekhawatiran tersebut ; sebab Al-Qur'an sudah sempurna dan telah disesuaikan sebelum wafat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka setelah itu kaum muslimin mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai usaha untuk menjaga agar supaya tidak hilang (Tanggapan sunni: Wahai kanjeng raden Wahabi.... bukankah logika ini yang dimaksud bid'ah hasanah? Mau mengakui dan menerima istilah bid'ah hasanah saja muter-muter, dasar... ora mudeng blas!); semoga Allah Ta'ala memberi balasan yang baik kepada mereka semua, karena mereka telah menjaga kitab Allah dan Sunnah Nabi mereka Shallallahu 'alaihi wa sallam agar tidak kehilangan dan tidak rancu akibat ulah perbuatan orang-orang yang selalu tidak bertanggung jawab.


[Disalin dari buku Al-Wala & Al-Bara Tentang Siapa Yang harus Dicintai & Harus Dimusuhi oleh Orang Islam (Tanggapan sunni: Doktrin terakhir ini bukti bentuk teror kebencian Wahabi), oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, terbitan At-Tibyan Solo, hal 47-55, penerjemah Endang Saefuddin.]

ARTIKEL ASLINYA YANG TIDAK DIKOMENTARI klik disini

31 komentar:

  1. Saya mengasihani anda...semoga anda mendapatka taufiq dan hidayah dari Allah Subhanahuwata'ala... aamiin..

    BalasHapus
  2. buat yang komen sebelum saya:

    saya juga mengasihani anda, semoga anda tidak ikut jumatan di suatu masjid yang khutbahnya berbahasa indonesia, karena rosul tidak pernah khutbah berbahasa indonesia, semoga anda konsisten dengan keyakinan anda mengenai bid'ah.

    BalasHapus
  3. yang pertama MEMBENCI peringatan Maulid Nabi saw adalah kaum SALIBI hancur kekuasaannya setelah bertahun-tahun menduduki tanah suci Yerusalem dari tangan kaum Muslimin. Mereka kaum salibi tercengang melihat kekuatan tentara Muslim setelah kaum muslimin menyusun dan membangkitkan kekuatan mental, keberanian dan semangat dengan membangkitkan kembali kecintaannya kepada Allah dan RasulNya dengan jalan mengungkap kembali kelahiran Rasulullah saw lewat peringatan Maulid Nabi saw.

    Lalu dari kalangan kaum salibi tidak sedikit yg menyelusup mempelajari Islam untuk mennjadi ulama gadungan (palsu) agar dapat meberikan fatwa dan mencari-cari dalil dilarangnya peringatan maulid Nabi saw. Karena mereka kaum salibi lebih2 kaum yahudi, sangat kawatir kekuatan kaum muslimin akan bertambah hebat jika peringatan Maulid Nabi saw terus berlangsung.

    Saya punya prasangka, kebanyakan pemahaman wahabi terhadap ajaran Islam itu ada maksud terselubung yg halus dan lembut yg dilakukan oleh yahudi untuk membuat Islam jadi lemah dan kacau.

    lihat saja sejarah berkembangnya wahabi yg bersesuaian dg berdirinya negara arab saudi yg memisahkan diri dari kekuasaan kekalifahan Turki Osmani. sebelum negara arab saudi berdiri, situs2 peninggalan perjuangan Islam yg ada masih dipelihara oleh umat Islam saat itu. dengan maksud agar kita teringat kembali perjuangan Nabi saw dan para sahabat yg dapat membangkitkan kecintaan kita pada nabi dan kpd para sahabat. Tapi oleh wahabi semua situs2 itu dihancurkan dan dihilangkan jejaknya dg dalih ada unsur kemusyrikan.

    Hal lain:
    wahabi meninggalkan qunut pada sholat subuh
    Sepertinya ini ada unsur bisikan yahudi agar umat Islam tidak melakukan qunut. Karena yahudi takut hancur jika orang Islam memaca doa qunut. karena pada awalnya doa qunut dibaca dan diajarkan oleh Nabi saw adalah untuk kehancuran kaum yg memusuhi Islam, lihat beberapa hadits Bukhary tentang qinut berikut:
    1. Telah bercerita kepada kami Qabishah telah bercerita kepada kami Sufyan dari Ibnu Dzakwan dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membaca do'a qunut (yang artinya): Ya Allah, tolonglah Hisyam. Ya Allah tolonglah Al Walid bin Al Walid. Ya Allah, tolonglah 'Ayyasy bin Abi Rabi'ah. Ya Allah, tolonglah orang-orang yang lemah dari kalangan orang-orang beriman. Ya Allah, keraskanlah siksaan-Mu kepada (suku) Mudhar. Ya Allah timpakanlah kepada mereka kekeringan sebagaimana kekeringan yang menimpa (kaum) Nabi Yusuf.
    2. Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata, Aku akan contohkan shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Hurairah? radliallahu 'anhu membaca do'a qunut pada rakaat terakhir dalam shalat Zhuhur, shalat 'Isya dan shalat Shubuh setelah mengucapkan 'SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) '. Maka dia mendo'akan Kaum Mu'minin dan melaknat orang-orang kafir.

    orang Yahudi dan orang2 yg memusuhi Islam diam-diam mengetahui rahasia qunut, dan mereka takut dg doa ini, makanya ada kemungkinan orang wahabi dibisiki mereka agar tidak baca doa qunut.

    kalo kita perhatikan kayaknya masih banyak hal2 yg dilakukan maupun dilarang oleh wahabi yg justru melemahkan Islam dan malah menguntungkan Yahudi dengan polesan dan pemikiran dalil hadits maupun Al Quran yg diputar balik. coba deh perhatikan dan renungkan



    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan Anda Saudaraku " Yadie Kasalo "...

      Hapus
    2. lebih sependapat lagi kalo umat muslim ini bersatu walau ada perbedaan....

      Hapus
    3. Mantap,
      Wahabi konspirasi Yahudi

      Hapus
    4. Semoga yang membuat artikel ini mendapat hidayah dari Allah SWT.
      Dan diberi penerangan,agar mengetahui mana yang Benar dan mana yang KURANG TEPAAAAT.

      Hapus
  4. Mantap artikelnya .wahabi emang kacau otaknya cingkrang

    BalasHapus
    Balasan
    1. artikelnya mantap....tapi g usahlah bicara masalah cingkrang.memangnya cingkrang itu salah..?????

      Hapus
  5. maaf, yang saya bingungkan..
    apa defenisi wahabi?

    BalasHapus
  6. Marilah kita saling nasehat menasehati dalam kebenaran. Jangan berdasarkan kebencian. Tidak ada pemikiran/ijtihad kita yang sempurna. Semua bisa keliru. Misalnya mungkin disuatu saat individu/kelompok A yang salah, & disaat yang lain individu/kelompok B yang salah. Maka kita dianjurkan untuk saling menasehati dengan cara yang makruf. Yang dinasehati jangan marah, tapi direnungkan. Apakah argumen atau dalil yang disampaikan memang shahih. Bila hal yang disampaikan orang lain memang benar, maka kita harus menerimanya, & berani merombak kebiasaan lama. Bila tidak mau menerima kebenaran, berarti hati kita keras. Bila dalilnya sama-sama kuat, maka biarlah kita berbeda (misalnya yang mau qunut silahkan & yang tidak qunut juga tidak apa). Yang penting akidah kita sama. Sama-sama bersahadat. Sama-sama melaksanakan rukun Islam dan Rukun Iman. & Jangan kita mengkafirkan sesama muslim karena berbeda faham, sebab Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memanggil seseorang dengan kata:”Kafir”, atau dengan kata :”Musuh Allah”, padahal (yang dipanggil) tidak seperti itu, maka (panggilan itu) terpulang kepada dirinya sendiri.”(HR Bukhari dan Muslim).
    Mudahan umat Islam bersatu padu walau berbeda faham. Saling sayang menyayangi laksana satu tubuh. Bila bagian tubuh satu sakit, maka bagian tubuh yang lain merasakan sakit juga. Nabi Muhammad Saw pernah bersabda,
    “Tidak ada seorangpun diantara kalian dipandang beriman sebelum dia menyayangi saudaranya sesama Muslim seperti halnya ia menyayangi dirinya sendiri. (HR. Bukhari [1:12-S.A]).

    BalasHapus
  7. ana mau bertanya satu hal..??
    apakah antum menganggap diri antum BENAR dan menganggap kaum yang lain salah.??
    ISLAM itu tidak sesimpel ituu..
    ingat hanya 1 golongan ISLAM yang benar di akhir zaman dr 73 golongan..
    oke kalo wahabi masuk 72 gol yang sesat..
    apakah antum berani mengatakan antum adalah 1 golongan yang benar tsb.??

    BalasHapus
  8. Sungguh anda telah berdusta saudara, mengatakan beliau sebagai keturunan yahudi, lihat hal ini seksama,


    Syaikh Muhammad bin ‘Abdul-Wahhab berasal dari keluarga (Ali) Musyarraf. Sedangkan keluarga Musyarraf merupakan cabang dari keluarga (Ali) Wuhabah. Dan keluarga Wuhabah adalah salah satu dari keluarga besar kabilah Bani Tamim yang terkenal.[1]

    Musyarraf, menurut riwayat yang rajih, adalah kakek Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab yang kesembilan. Jadi nama lengkap beliau adalah: Muhammad bin ‘Abdul-Wahhab bin Sulaiman bin ‘Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad bin Buraid bin Musyarraf.[2]

    Beliau berasal dari keluarga yang dikenal sebagai keluarga para Ulama. Dan pada abad ke XI Hijriyah, Ulama paling terkenal yang ada di Najed adalah kakek langsung beliau, yaitu Sulaiman bin ‘Ali yang menjabat sebagai Qadhi (hakim agama) di Raudhah Sudair. Setelah berhenti, beliau pindah ke ‘Uyainah dan menjabat sebagai Qadhi pula serta menjadi Syaikh (guru ilmu-ilmu syar’i) bagi sejumlah penuntut ilmu. Di antara penuntut ilmu syar’i itu adalah dua orang puteranya yang bernama ‘Abdul-Wahhab (ayah Syaikh Muhammad bin ‘Abdul-Wahhab) dan Ibrahim (paman beliau). Kelak ‘Abdul-Wahhab pun menjadi seorang ‘alim yang kemudian menduduki jabatan Qadhi di ‘Uyainah, sungguhpun tidak sebesar tingkat keilmuan ayahnya (Sulaiman).[3]

    Singkat kata, Syaikh Muhammad bin ‘Abdul-Wahhab rahimahullah dilahirkan di tengah keluarga Ulama yang bila ditinjau dari sisi kedudukan, berasal dari keluarga terpandang, dan bila ditinjau dari sisi ekonomi juga bukan dari keluarga miskin, karena orang tua maupun kakeknya adalah Qadhi. Beliau dilahirkan di ‘Uyainah pada tahun 1115 H, atau kurang lebih tahun 1703 M.[4]

    Demikian sekilas tentang nama, kelahiran serta keluarga tokoh Ulama mujaddid abad XII H, Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahullah.

    BalasHapus
  9. Tahlilan dan maulid adalah adat?
    Adat siapa?
    Yang raih, tahlilan adalah adat Hindu dan yg pertama kali mengadakn maulid adalah SYIAH RAFIDHOH.. belajar lebih banyak lagi yaa, jangan sok2an jadi mufti dulu, bicara ini otu

    BalasHapus
  10. Kok mslh itu..lha wong masalah sholat taraweh sj yg satu pingin khusyu dgn bacaan yg jelas satunya pingin cepet selesai krn ada anak dan ortu alasannya

    BalasHapus
  11. Anda ketua NU? Kok bawa2 nama besar NU seenaknya? Anda berpendapat Muhammadiyah = Wahabi? Ingat, Allah melihat manusia dari ketaqwaannya. Perbaiki ketaqwaan kita aja dulu ga usah terlalu sibuk memikirkan kesesatan orang lain. Kiamat sudah dekat, jadi sibukan diri anda dengan memperbanyak amal untuk persiapan menuju akhirat.

    BalasHapus
  12. Anda ketua NU? Kok bawa2 nama besar NU seenaknya? Anda berpendapat Muhammadiyah = Wahabi? Ingat, Allah melihat manusia dari ketaqwaannya. Perbaiki ketaqwaan kita aja dulu ga usah terlalu sibuk memikirkan kesesatan orang lain. Kiamat sudah dekat, jadi sibukan diri anda dengan memperbanyak amal untuk persiapan menuju akhirat.

    BalasHapus
  13. Wahabi = bani najed
    najed pernah ditunjuk oleh nabi muhammad saw, bahwa di bumi najed itu akan muncul tanduk syaithon.
    Akhirnya perkataan rosulullah terbukti, muncullah dr bumi najed suatu kaum yg pandai membaca al quran namun tdk lebih dr tenggorokannya (membacanya bagus tp sangat dangkal dlm mengerti makna hakikatnya) mereka adalah keturunan dhulquaisirah bercirikan kepala botak jenggot panjang katok cingkrang (hadist nya ada dan soheh)
    WAHABI = TANDUK SYAITHON

    BalasHapus
  14. Sblm amien rais muhammadiyyah menolak melarang dan membidahkan maulid nabi. Tp krn organisasinya (muhammadiah) dan kampus2nya tiap thn diulang tahuni, akhirnya sering dpt kritikan. Dan akhirnya pd masa kepemimpinan amin rais mulai lunak dan mulai ikut ikutan ngadain maulid nabi.
    Plin plan

    BalasHapus
  15. wahabi lebih sayang kepada yahudi dari pada orang islam yang tidak sepaham dengannya.

    BalasHapus
  16. berpandapat tampa dalil dan pendapat itu dijadikan syariat jalan cepat menuju neraka mengapa harus bersikeras dgn pendapat anda????? ALLAH kan telah memberi kita jalan menuju SYURGA yaitu mengikuti ALQURAN dan HADIST ...... janganlah mencari pembenaran untuk suatu kesalahan tapi carilah KEBENARAN untuk memperbaiki suatu kesalahan..... untuk anda yg telah ber firqah2 carilah firqah yg benar yaitu yg ikut ALQURAN DAN HADIST yg telah disempurnakan ALLAH

    BalasHapus
  17. Assalamualikum
    mari kita semua meminta ampunan Allah, atas apa yang kita lakukan selama ini. Hal hal di atas membuktikan bahwa syetan syetan itu amat pandai dalam menggelincirkan hati manusia dari segala arah. Syetan bekerja untuk semua kalangan terutama orang yg sholeh ahli ibadah. Hanya dengan menganggap kita lebih benar, kita sudah terjebak bisikan syetan, jadinya riya. Bukan nya itu syirik. Mari kita kembalikan sesuatu kepada Allah, perbanyak ibadah. Yang penting segala sesuatu yang kita lakukan mengetahui dan memahami ilmu nya titik.

    BalasHapus
  18. Assalamualikum
    mari kita semua meminta ampunan Allah, atas apa yang kita lakukan selama ini. Hal hal di atas membuktikan bahwa syetan syetan itu amat pandai dalam menggelincirkan hati manusia dari segala arah. Syetan bekerja untuk semua kalangan terutama orang yg sholeh ahli ibadah. Hanya dengan menganggap kita lebih benar, kita sudah terjebak bisikan syetan, jadinya riya. Bukan nya itu syirik. Mari kita kembalikan sesuatu kepada Allah, perbanyak ibadah. Yang penting segala sesuatu yang kita lakukan mengetahui dan memahami ilmu nya titik.

    BalasHapus
  19. Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    BalasHapus
  20. Ahmad wahabi pendiri faham wahabi atau sekarang disebut salafy lahir di kota najd ( coba cari di wikipedia ) . Rasul sdh memperingatkan : Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda (Najd) pada kali yang ketiga, ‘Di sana (Najd) terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]

    BalasHapus
  21. Tulisan ini mesti dibaca biar adil:
    https://tulisansulaifi.wordpress.com/2016/10/28/sunnah-tarkiyah-dan-bidah-idhafiyah-menurut-ulama-syafiiyah/
    barakallah fiikum

    BalasHapus
  22. Ini yang punya blog adalah orang syiah... Hati hati, dy mau ngadu domba... Dy tidak mengerti tafsir quran, bahkan dy tidak percaya hadist,.. Ingat kita adalah islam keturunan, jadi pada zaman para wali masih banyaknya sirik yang masih mempercayai benda benda keramat dari pada memohon kepada allah. Itu salah satu caranya, tapi kita yang sudah di zaman ini, sebaiknya kita kembalikan kepada al quran dan hadist.

    BalasHapus